Sabtu, 15 Februari 2014

Animasi indonesia yang luar biasa

Dsini gw akan bahas tentang animasi indonesia yang luar biasa sehingga bisa menyabet penghargaan kelas internasional. Pasti banyak yang g tau kalau indonesia sendiri mempunyai animasi yang berkualitas. Karena kita kebanyakan hanya tahu animasi atau anime dari luar saja.

Battle of Surbaya



Jakarta - Sudah jamak selama ini, film animasi layar lebar yang beredar di Indonesia didominasi oleh film-film dari Eropa, Amerika, atau Jepang. Film animasi layar lebar produksi anak bangsa sama sekali belum pernah tayang di layar bioskop, seakan hal itu hanya sebuah mimpi. Namun tak lama lagi, mimpi untuk menyaksikan film animasi layar lebar produksi Indonesia itu akan segera terwujud.
Adalah MSV Pictures yang merupakan badan usaha milik STMIK Amikom Yogyakarta, yang menjadi pionirnya. Sejak awal tahun ini, mereka mengerjakan sebuah film animasi layar lebar berjudul "Battle of Surabaya".
"Membuat film animasi layar lebar adalah cita-cita Profesor Suyanto, pendiri STMIK Amikom," ujar Emy Ahmad Panawa, Humas MSV Pictures, di ajang Anime Festival Asia, Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (6/9).
Disebutkan, sebelumnya teaser "Battle of Surabaya" sendiri sudah memenangkan INAICTA 2012 kategori Digital Animation, Indigo Fellowship PT Telkom Indonesia 2012, serta masuk nominasi Appreciation Film of Indonesia dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tahun 2012.
"Battle of Surabaya" sendiri berkisah tentang petualangan Musa, remaja tukang semir sepatu yang menjadi kurir bagi pejuang-pejuang "arek Suroboyo" dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dalam pertempuran 10 November 1945. Selain berisi tokoh fiktif, nantinya film animasi ini juga akan menampilkan tokoh nyata seperti Bung Tomo.
Dikatakan Emy, biaya produksi "Battle of Surabaya" berkisar antara US$5-10 juta. Ia menyebut angka itu termasuk standar dalam pembuatan film animasi. Sebagai perbandingan, Emy menyebutkan, film animasi Wind Rises (2013) produksi Studio Ghibli (salah satu studio animasi terkenal di dunia) menelan biaya US$60 juta. Emy sendiri mengakui bahwa gaya gambar "Battle of Surabaya" terinspirasi dari film-film Studio Ghibli.
Di balik produksi "Battle of Surabaya", Emy mengklaim bahwa 100% sumber daya manusianya berasal dari Indonesia. Film ini menurutnya mempekerjakan 60 orang, yang sepertiganya berasal dari STMIK Amikom, baik fresh graduate maupun yang masih berstatus mahasiswa.
Lantas, untuk pengisi suara sendiri, sebagian besar berasal dari Yogyakarta, yang dijaring dari seleksi. Ada yang sudah berpengalaman, namun ada juga yang masih sama sekali baru di dunia dubbing.
Direncanakan, "Battle of Surabaya" akan tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia pada pertengahan 2014. Film ini ditargetkan akan bisa disaksikan oleh satu juta penonton.
"Agar lebih dikenal publik, teaser-nya juga sudah ada di YouTube. Sampai saat ini sudah disaksikan sebanyak 128.524 kali," tutup Emy.
Sumber

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Film animasi "Battle of Surabaya (BOS)" berhasil meraih penghargaan Internasional.
Film garapan studio animasi milik STMIK Amikom, MSV Pictures tersebut, meraih penghargaan di ajang International Movie Trailer Festival (IMTF) 2013 untuk kategori People's Choice Award. 

Trailer film tersebut berhasil menyisihkan ratusan trailer film dari 20 negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Prancis, dan Australia. Festival IMTF diikuti 246 trailer film dari berbagai negara. 

"Battle of Surabaya" dipilih 6.580 penggemar anime. Film tersebut unggul 1.869 suara dari saingan terdekatnya "The Two Pamelas" yang diproduksi AS.

Eksekutif Produser BOS, M. Suyanto, mengaku, film animasi tersebut mendapat sambutan luar biasa di dunia internasional. 

Film "Battle of Surabaya" merupakan film adaptasi yang berlatar belakang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Film tersebut bercerita tentang perjalanan seorang anak yang berprofesi sebagai penyemir sepatu bernama Musa. 

Dalam perjalanannya, Musa menjadi kurir surat penghubung antara pejuang dan militan. Battle of Surabaya menceritakan perjalanan ego Musa yang menjadi seorang pahlawan dalam pertempuran pada awal Indonesia merdeka.

Menurut Suyanto, film ini ingin mengangkat cerita bahwa semua orang bisa menjadi pahlawan dengan caranya sendiri. Lantaran hal itu, tokoh dalam film bukan pahlawan super. Tokoh dalam BOS diceritakan mengalami proses menjadi pahlawan yang bisa ditiru dalam kehidupan nyata.

Cerita film BOS memakai plot yang diadaptasi dari film-film Hollywood. Pembuatan BOS memakan waktu hingga dua tahun dengan melibatkan 70 animator. Film tersebut ditarget bisa tayang sekitar Agustus tahun ini.
Sumber

0 komentar: